Sabtu, 07 Maret 2009

Menyusuri Perut Bumi Solok Selatan

Goa Sungai Mintan

Hening, gelap, dan sedikit mencekam, itulah perpaduan rasa saat berada di dalam gua. Namun ketika bertemu pesona lain di perut bumi ini berupa aneka stalaktit dan stalagmit, pudar sudah semua itu. Justru yang tinggal rasa penasaran untuk terus menyusuri gua, lebih dalam dan leeebiiiiih daaaalaaaam lagi.

Gambaran rasa di atas juga Travel Club (TC) alami saat berada di dalam Gua Sungai Mintan, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Gua atau lubang alami di sekitar Ngalau Bukit Sungai Mintan ini menjadi salah satu obyek kunjungan dalam kegiatan Fam Tour yang diadakan Kantor Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Solok Selatan (Solsel), beberapa waktu lalu.

Jelang sore, ketika menunggu sajian budaya Batombe di Rumah Gadang 21 Ruang, salah seorang pemuda Jorong Sungai Mintan bernama Thamrin mengajak TC memasuki Gua Bukit Sungai Mintan. Beberapa penduduk dan anak-anak mengikuti kami. Rupanya pemahaman mereka mengenai penyusuruan gua dan etika berada dalam gua, masih minim. Akhirnya TC menyarankan supaya mereka tidak gaduh dan menungu di mulut gua.

Gua Sungai Mintan bercabang dua. Menurut Thamrin yang juga anggota Kelompok Pencinta Alam (KPA) Andalas Park, lorong gua ke arah kanan panjangnya sekitar 100 meter, sedangkan yang ke kiri lebih kurang 300 meter. “Kalau gua sebelah kiri ujungnya turun ke sungai, kalau yang kanan ke perkebunan,” jelasnya.

Penyusuran pertama kami pilih gua sebelah kanan. Sekitar 15 menit, kami tiba di ujung goa dan kemudian kembali ke mulut gua. Selanjutnya kami menyusuri gua sebelah kiri.

Kedua gua ini dialiri sungai bawah tanah. Di alamnya terdapat beberapa hewan, antara lain kelelawar, dan jangkrik gua. Bahkan kata Thamrin, dia pernah melihat ular dan beberapa ikan.

Khusus di gua sebelah kanan, terdapat beberapa stalaktit atau bantuan yang mengantung di langit-langit dan juga stalakmit atau bantuan yang mencuat dari lantai gua. Bentuknya beragam, ada yang besar seperti kubah ada yang memanjang dan menggantung. Aliran sungai gua ini cukup deras terlebih kalau hujan. Beberapa bagian memiliki kedalaman sekitar 1 Meter. Medannya cukup variatif, antara lain berupa terowongan besar dan beberap bagian berbentuk terowongan sempit.

Setibanya di genangan air seperti telaga, kami memutuskan untuk berhenti menyusuri gua ini. Kondisi genangan semakin dalam, sementara kami tidak membawa perlengkapan bernenang apalagi menyelam.

Gua Bukit Sungai Mintan berada di Jorong Sungai Mintan Kecamatan Sangir Batanghari, sekitar 8 Km dari Abai Sangir. Gua ini berada tak jauh dari jalan aspal, sekitar 15 menit melewati rumah penduduk dan perkebunan serta semak belukar. Letaknya di sekitar Ngalau Bukit Sungai Mintan yang dikelilingi oleh hutan dan belukar.

Masih ada gua lain yang bersemayam di Solsel. Kondisinya masih asri, jarang orang yang menyusurinya. Kecuali penduduk sekitar, itu pun terbatas pada goa yang memiliki sarang Burung Walet. Selain cukup jauh, sarana transportasinya kurang memadai sehingga untuk mencapai gua yang sebagian besar berada di sekitar ngalau, agak sulit dijangkau. Justru kondisi keasriannya itulah membuat beberapa gua di Solok Selatan tergolong terjaga keperawanannya.

Sebagian besar gua di Solsel berada di Kecamatan Sangir Jujuan. Goa Indah misalnya berada di Jorong Sungai Kunyit, Nagari Sungai Kunyit sekitar 9 Km dari ibukota kecamatan. Untuk mencapainya, kita harus menyusuri jalan setapak sekitar 200 meter, melintasi perkebunan karet yang menjadi komoditi andalan masyarakat setempat. Di dalam gua ini dapat ditemui sarang Burung Walet yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk menambah penghasilan.

Masih di Kecamatan Sangir Jujuan, tepatnya di Lubuk Malako terdapat Gua Lubuk Malako. Lokasinya berjarak sekitar 4 Km dari ibukota kecamatan. Untuk mencapai mulut gua, kita haru mnyusuri jalan setakap sekitar 4 Km. Gua ini berada di kawasan perkebunan rakyat yang ditanami karet dan kopi.

Sedangkan di Kecamatan Sangir juga ada Gua Tambang, letaknya di Nagari Lubuk Gadang, sekitar 7 Km dari ibukota kecamatan. Untuk menuju kesana kita bisa menggunakan kendaraan roda empat dan dua lalu berjalan kaki menyusuri jalan setapak selama 2 jam. Goa ini berada di Ngalua Tambang, dulu di sekitar gua merupakan tempat penambangan timah. Kini did alam gua ini terdapat sarang Burung Walet yang dikelola warga lokal.

Gua Rakyat Batu Tualang berada di Jorong Bukit Kanding, Nagari Pakan Rabaa, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, sekitar 10 Km dari ibukota kecamatan. Untuk mencapainya kita harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak sekitar 1 jam. Panjang gua ini sekitar 200 Meter, di dalamnya terdapat sarang Burung Walet yang dikelola warga sekitar. Sedangkan di Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu juga terdapat Gua Bujang Juaro. Gua ini dapat dicapai dengan kendaraan roda empat maupun dua, berjarak sekitar 19 Km dari ibukota kabupaten. Selanjutnya berjalan kaki menapaki setapak sekitar 2 jam. Di dalam gua ini juga terdapat sarang Burung Walet.

Amat Potensial

Selain gua, Kabupaten Solok Selatan juga dianugerahi pegunungan yang dihiasi hutan hujan tropis, hutan lindung, beberapa air terjun, sungai besar yang dapat digunakan untuk berarung jeram (rafting), dan Gunung Kerinci berketinggian 3.805 Meter dpl. Belum lagi obyek wisata agro seperti Perkebunan Teh Kayu Aro, kayu manis, karet, dan sebagainya. Obyek wisata budaya dan sejarahnya pun amat potensial, antara lain Ustano Rajo Balun di Jorong Balun, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, fosil gajah purba di Balun, perkampungan tradisional atau Nagari 1000 Rumah Gadang di Kecamatan Sungai Pagu dan Kecamatan Koto Parik Gadang diateh, Rumah Gadang Panjang 21 Ruang di Nagari Abai Kecamatan Sangir Batang Hari, Masjid 60 Kurang Aso di Kecamatan Sungai Pagu, Batu Buayo Putiah di Kecamatan Sangir, Rumah dan Tugu PDRI di Nagari Bidar Alam dan berbagai situs budaya lain yang tengah diinventarisasi dan pontensial dikembangkan pada masa depan.

Bermacam adat dan kesenian tradisional juga dimiliki Solsel, antara lain Rabab, Saluang Patiak Tigo di Pekonina, Gandang Sarunai di Pekan Selasa, Salawat Dulang, Tradisi Batombe di Abai, Talempong, Randai, dan upacara adat lainnya yang khas.

Kekayaan alam, obyek sejarah, adat tradisi dan seni budaya Kabupaten Solok Selatan, kelak dapat menjadi salah satu andalan pemasukan daerah lewat sektor pariwisata. Namun untuk mewujudkan itu, diperlukan promosi yang tepat sasaran dan berkelanjutan. TC AK

Tips Perjalanan

Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat mudah di jangkau. Kalau datang dari Luar Sumatera, lebih praktis naik pesawat menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang. Kemudian naik bus travel berkapasitas 8 orang dengan tarif Rp 30.00 atau mencarter Rp 250. 000 per hari sampai di Muaro Laboh. Jarak tempuh Padang - Solsel sekitar 3 jam. Lebih praktis lagi beli paket wisata Solsel di biro-biro perjalanan di Kota Padang. Biasanya paket tersebut sudah termasuk transportasi dan pemandu. Kalau ingin menyusuri gua-guanya, sebaiknay ditemani dengan penduduk lokal sudah mengenal gua tersbut. Bawa serta perlngkapan menyusuri gua, tergantung jenis guanya, apakah horizontal, vertikal (sumuran), basah (bersungai bawah tanah) atau kering.

di copy dari solsel.multiply.com

Info untuk kenyamanan perjalanan wisata anda.

1 komentar:

  1. Gua..., potensi wisata sumatera barat yang belum terekspos. selama ini yang terbayang dalam benak jika mendengar sumatra barat adalah keindahan pantai, danau, dan gunung.

    Potensi wisata bawah tanah ini harus dikembangkan dan dikenalkan ke masyarakat. di dalam perut bumi ini ternyata mengandung keindahan anugerah sang Pencipta.

    BalasHapus